Blog
Kalau kamu sedang mencari cara aman untuk mengembangkan dana, deposito bisa jadi pilihan tepat. Tapi sekarang, pilihannya nggak cuma antara bank A atau bank B—melainkan antara bank digital dan bank konvensional.
Nah, salah satu hal yang paling sering dibandingkan tentu saja bunga depositonya. Siapa yang kasih lebih tinggi? Mana yang lebih fleksibel? Dan, yang paling penting, mana yang paling aman?
Di artikel ini, kita akan bahas tuntas perbandingan bunga deposito bank digital dan konvensional, lengkap dengan pro-kontra dan tips biar kamu nggak salah pilih.
Pada: 09 Apr 2025
Blog ID:
Kalau soal bunga, bank digital memang jadi juaranya. Banyak dari mereka berani kasih bunga hingga 7–9% per tahun. Bandingkan dengan bank konvensional yang rata-rata hanya menawarkan sekitar 2% hingga 5%, tergantung tenor dan jumlah dana yang kamu simpan.
Contoh bunga deposito bank digital:
Contoh bunga deposito bank konvensional:
Jadi, kalau hanya melihat bunga—bank digital jelas lebih menarik. Tapi tunggu dulu, ada faktor lain yang perlu kamu pertimbangkan juga.
Keamanan dana jelas jadi pertimbangan utama sebelum kamu menaruh uang dalam bentuk deposito. Kabar baiknya, baik bank digital maupun bank konvensional yang resmi beroperasi di Indonesia wajib terdaftar dan diawasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan menjadi peserta LPS (Lembaga Penjamin Simpanan).
Nah, di sinilah peran LPS penting banget. LPS menjamin simpanan kamu hingga Rp2 miliar per nasabah per bank, asalkan memenuhi tiga syarat berikut:
Setiap periode, LPS menetapkan tingkat suku bunga maksimal yang akan dijamin. Kalau kamu menyimpan deposito dengan bunga di bawah atau sama dengan batas itu, maka dana kamu aman dan akan diganti LPS jika bank tempat kamu menyimpan mengalami masalah.
Tapi, kalau kamu tergiur bunga tinggi—misalnya 9% per tahun—sementara batas bunga penjaminan LPS hanya 4,25%, maka dana kamu tidak akan dijamin. Artinya, kalau terjadi hal yang nggak diinginkan pada bank tersebut, ada kemungkinan uang kamu tidak dikembalikan penuh oleh LPS.
Contoh kasus:
Bahkan, dalam kondisi ekstrem (misalnya banknya bangkrut), seluruh dana bisa tidak dijamin, bukan hanya bunganya.
Maka dari itu, selalu cek tingkat bunga penjaminan terbaru di situs resmi LPS (www.lps.go.id) atau melalui bank tempat kamu membuka deposito. Jangan sampai kejar bunga besar, tapi malah kehilangan dana pokok.
Kalau kamu tipe orang yang ingin fleksibilitas—misalnya butuh dana mendadak dan ingin tarik deposito sebelum waktunya—bank digital punya keunggulan.
Beberapa bank digital, seperti Jenius, memungkinkan kamu mencairkan deposito lebih awal tanpa penalti. Tapi biasanya, kamu hanya akan dapat kembali dana pokok, tanpa bunga.
Sementara itu, bank konvensional umumnya menetapkan penalti jika kamu mencairkan sebelum jatuh tempo. Jadi, untuk kamu yang butuh fleksibilitas, bank digital bisa jadi pilihan yang lebih pas.
BANK DIGITAL
BANK KONVENSIONAL
PRO
KONTRA
Jawabannya tergantung dari apa yang kamu prioritaskan. Kalau kamu suka kemudahan digital, ingin bunga lebih tinggi, dan sudah nyaman dengan teknologi—bank digital bisa jadi pilihan yang sangat menarik.
Tapi kalau kamu masih merasa lebih aman dengan layanan konvensional, ingin bisa konsultasi langsung di cabang, dan nggak masalah dengan bunga yang lebih rendah—bank konvensional tetap jadi opsi yang valid.
Yang terpenting, pastikan bank kamu terdaftar di OJK dan LPS, dan cek batas bunga penjaminan sebelum memutuskan.
Kalau kamu lagi mikir buat mulai deposito, sekarang waktunya kamu bandingkan, hitung-hitung, dan pilih yang paling sesuai. Di era digital ini, pilihan ada di tangan kamu—dan untungnya bisa kamu maksimalkan!
Ayo unduh Amar Bank retail di marketplace yang sesuai dengan handphonemu: